Jumat, 24 Oktober 2014

RESENSI CERPEN

1)      Judul Resensi
Secarik Kisah di Masalalu
2)      Identitas Cerpen
a.       Judul Cerpen               : Laki-laki Pemanggul Goni
b.      Nama Pengarang         : Budi Darma
c.       Penerbit                       : Penerbit Buku Kompas
d.      Tanggal Terbit             : 7 Agustus 2013
e.       Jumlah Halaman          : 6 Halaman
f.       Jumlah kata-kata         : 1925 kata
g.      Editor                          : Jodhi Yudono


3)      Latar Belakang

 Alasan saya memilih cerpen yang berjudul “Laki-laki Pemanggul Goni” untuk diresensi, karena isi dari cerpen ini menarik. Menceritakan tentang seorang laki-laki misterius pemanggul goni yang sering menatap tajam sang tokoh utama, Karmain.

4)      Sinopsis Cerpen

Cerpen berjudul Laki-laki Pemanggul  Goni ini bercerita tentang pertemuan Karmain dengan laki-laki pemanggul goni. Dalam cerpen ini Karmain diganggu oleh seorang laki-laki pemanggul goni. Setiap kali akan sembahyang, Karmain selalu ditarik oleh kekuatan luar biasa besar untuk mendekati jendela, membuka sedikit kordennya, dan mengintip ke bawah, ke jalan besar, dari apartemennya di lantai sembilan, untuk menyaksikan laki-laki pemanggul goni menembakkan matanya ke arah matanya.
Laki-laki pemanggul goni itu uterus-menerus memandang tajam mata Karmain. Lelaki tersebut terus menerus menyudutkan Karmain akan cerita-cerita masalalunya. Dulu, ketika masih kecil, Karmain bersahabat karib dengan Ahmadi, Koiri, dan Abdul Gani, semuanya dari kampung Burikan. Karmain teringat, ia menemukan album lama. Ada foto ibunya ketika masih muda, seorang janda yang ditinggal oleh suaminya karena pada hari raya Idul Adha, suaminya tertembak ketika sedang berburu babi hutan bersama teman-temannya di hutan Medaeng. Karmain terpaku pada foto ibunya sampai lama, kemudian, tanpa sadar, dia terisak-isak. Dulu ibunya pernah bercerita, bahwa pada waktu-waktu tertentu akan ada laki-laki pemanggul goni, mengunjungi orang-orang berdosa. Pekerjaan laki-laki pemanggul goni adalah mencabut nyawa,
Karmain ingat, ketika umurnya memasuki masa remaja, dia bercita-cita, kelak kalau sudah dewasa, dia akan memiliki gedung bioskop. Maka, dengan caranya sendiri, dia menciptakan bioskop-bioskopan. Pada suatu hari, Karmain ingat, waktu untuk menabuh beduk sudah tiba. Maka berlarilah dia ke masjid. Setelah selesai sembahyang, Karmain dan beberapa orang pulang. Dalam perjalanan pulang itulah, mereka melihat asap hitam pekat membumbung ke langit. Udara pun menjadi luar biasa panas.
Dan Karmain ingat benar, dulu, menjelang kebakaran hebat melanda kampung Burikan, kata beberapa orang saksi, laki-laki pemanggul goni datang. Lalu, kata beberapa saksi pula, laki-laki pemanggul goni masuk ke rumah Karmain, kemudian bergegas-gegas ke luar, dan melemparkan bola-bola api ke rumah Karmain.

5)       Resensi

Cerpen ini sangat menarik dan memberikan banyak pelajaran bagi para pembacanya. Di awali dengan kisah seseorang bernama  Karmain yang diganggu oleh laki-laki pemanggul goni yang terus memojokkan Karmain dengan cerita-cerita masalalunya. Dalam cerpen ini terkandung unsur-unsur intrinsik yang sangat membangun. Adapun tema cerpen ini adalah mengenai keagaaman, karena dalam cerpen ini Karmain diceritakan sebagai seseorang yang rajin beribadah.
Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang memang sangat sederhana, namun jelas dan mudah dipahami. Para tokohnya, Karmain dan Laki-laki pemanggul goni digambarkan dengan jelas sehingga para pembaca bisa membayangkan bagaimana penokohan dari para tokoh tersebut. Seperti penggambaran dari Karmain  yang selalu taat menjalankan ibadahnya dan tidak pernah takut akan ancaman orang lain. Sedangkan Laki-laki pemanggul goni digambarkan dengan tubuhnya tidak besar, tidak juga kecil, dan tidak tinggi namun juga tidak pendek, sementara goni yang dipanggulnya.
Setting dalam cerpen ini dijelaskan secara jelas. Seperti setting waktu, tidak tergantung apakah fajar, tengah hari, sore, senja, malam. Dan setting tempat seperti, Karmain pun bergegas mendekati jendela, dan menyaksikan di bawah sana, di tengah-tengah jalan besar, laki-laki pemanggul goni berdiri membungkuk mungkin karena goninya terlalu berat, sambil menembakkan matanya ke arah dirinya. Kendati lampu jalan tidak begitu terang, tampak dengan jelas wajah laki-laki pemanggul goni menyiratkan rasa amarah, dan menantang Karmain untuk turun ke bawah.
Alur dalam cerpen ini bersifat mundur karena inti cerita ini adalah mengenai Karmain yang bertemu dengan laki-laki pemanggul goni yang selalu memojokkan Karmain dengan cerita-cerita masalalunya.
Adapun sudut pandang yang digunakan oleh pengarang ialah sudut pandang orang ketiga, karena dalam cerpen ini pengarang menyebutkan tokoh-tokohnya dengan sebutan nama. Amanat yang dapat saya petik adalah kita harus rajin beribadah dan bersosialisasi dengan masyarakat.

Cerpen ini sangat bagus untuk dibaca oleh semua kalangan karena sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran yang dapat dipetiknya. Cover dalam cerpen ini juga dibuat semenarik mungkin, sehingga dapat menarik para pembaca untuk membacanya. Kelebihan cerpen ini adalah kemampuan pengarang yang berupaya menjaga rasa penasaran pembaca agar membaca cerpen ini sampai akhir. Selain itu, kisah yang diceritakan dapat menguras emosi dan pikiran pembaca. Sedangkan kekurangannya terletak pada akhir kisah yang diceritakan tidak jelas.

0 komentar:

Posting Komentar